Bismillahir Rahmanir Rahim.
Suatu kebetulan atau tidak, ketika aku mau posting artikel ini bertepatan dengan peristiwa yang bersejarah terutama bagi umat Islam dimana hari ini kita memperingati Isra Mi’raj. Yang dikala itu Nabi kita, Muhammad saw melakukan perjalanan yang mungkin di luar nalar pikiran kita sebagai manusia biasa, perjalanan yang dimulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Baitul Mukadas) terus menuju langit ke tujuh untuk bertemu sang khalik yaitu Allah SWT serta melihat surga dan neraka beserta para penghuninya dan Nabi pun mendapat perintah agar umat muslim melaksanakan Shalat.
Di dalam kisah ini menceritakan terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj itu dikarenakan Bumi merasa bangga dengan Langit. Entah apakah kisah ini hanya sebuah dongeng untuk anak kecil agar bisa mengenal Islam dengan baik dan tahu akan Nabi Muhammad saw ataukah sebuah kisah yang benar-benar terjadi? Hanya Allah yang Maha Mengetahui atas segala-segalanya.
Aku hanya ingin berbagi kisah yang aku ketahui dan bukan untuk bermaksud menghasut seseorang agar percaya akan hal ini.
Suatu ketika Bumi berkata kepada Langit, "Hai langit, aku lebih baik dari kamu karena Allah S.W.T. telah menghiaskan aku dengan berbagai-bagai Negara, beberapa Laut, Sungai-sungai, Tanam-tanaman, beberapa Gunung dan lain-lain."
Berkata Langit, "Hai Bumi, aku juga lebih elok dari kamu karena Matahari, Bulan, Bintang-bintang, beberapa Falah, Buruj, 'Arasy, Kursi dan Syurga ada padaku."
Berkata Bumi, "Hai Langit, ditempatku ada rumah yang dikunjungi dan untuk bertawaf para Nabi, para Utusan dan arwah para Wali dan Solihin (orang-orang yang baik)." Dan Bumi pun berkata lagi, "Hai Langit, sesungguhnya pemimpin para nabi dan utusan bahkan sebagai penutup para nabi dan kekasih Allah seru sekalian alam, seutama-utamanya segala yang wujud serta kepadanya penghormatan yang paling sempurna itu tinggal di tempatku. Dan dia menjalankan syari'atnya juga di tempatku."
Langit tidak dapat berkata apa-apa, apabila Bumi berkata demikian.
Langit mendiamkan diri dan dia menghadap Allah S.W.T dengan berkata, "Ya Allah, Engkau akan mengabulkan permintaan (doa) jika ada yang tertimpa bahaya, apabila mereka berdoa kepada Engkau. Aku tidak dapat menjawab soalan bumi, oleh itu aku minta kepada-Mu ya Allah supaya Muhammad Engkau dinaikkan kepadaku (Langit) sehingga aku menjadi mulia dengan kebagusannya dan berbangga."
Lalu Allah S.W.T mengabulkan permintaan langit, kemudian Allah S.W.T memberi wahyu kepada Jibrail A.S pada malam tanggal 27 Rajab:
"Janganlah engkau (Jibril) bertasbih pada malam ini dan engkau ('Izrail), jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini."
Jibrail A.S. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"
Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibrail. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah Buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan Buraq itu."
Kemudian Jibrail A.S. pun pergi dan dia melihat 40,000 Buraq sedang bersenang-senang di taman Syurga dan di wajah masing-masing terdapat nama Muhammad. Di antara 40,000 Buraq itu, Jibrail A.S. terpandang pada seekor Buraq yang sedang menangis bercucuran air matanya. Jibrail A.S. menghampiri Buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya Buraq?"
Berkata buraq, "Ya Jibrail, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."
Berkata Jibrail A.S., "Aku akan mempertemukan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu (Nabi Muhammad SAW)."
Kemudian Jibrail A.S. memakaikan pelana dan kekang kepada Buraq itu dan membawanya kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Buraq yang diceritakan inilah yang membawa Rasulullah S.A.W dalam perjalanan Isra dan Mi’raj.
Wallahu'alam bi sawab…
Maha Suci Allah dengan segala ketentuan-Nya.